Jejak Mentoring Madrasah

 Nama saya Muhamad Nahdi, pekerjaan sehari-hari sebagai pengawas madrasah terhitung sejak tahun 2013. Berawal dari sebuah keberuntungan dapat dipilih dalam sebuah seleksi calon mentor madrasah oleh SNIP-MDC NTB, saya memulai aktifitas sebagai mentor di madrasah yang telah ditetapkan oleh lemabga tersebut melalui proses based line survey. Proses seleksi mentor memang terasa tidak terlalu ketat karena tidak terbuka untuk umum sehinga, terkesan diprioritaskan kepada mereka yang sedang menjadi pengawas madrasah saja. Oleh karena itu, selaku pengawas madrasah, sejak awal saya sudah memiliki optimisme untuk dapat terpilih sebagai mentor oleh SNIP-MDC NTB. 
Dorongan utama saya untuk menjadi mentor madrasah memang disemangati oleh keinginan yang sungguh-sungguh untuk mendapatkan pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang lebih luas  tentang substansi kependidikan serta managemen pengelolaan pendidikan di madrasah, mengingat sejak menjadi pengawas saya merasa hampir  tidak pernah mendapat bekal pengetahuan dan pemahaman yang cukup memadai tentang bidang tugas saya selaku pengawas.  Saya berpikir mungkin memlalui kegiatan mentoring ini saya memperoleh pengetahuan, pengalaman yang cukup dan relevan dengan tugas saya sehingga nantinya dapat melaksanakan tugas saya sebagai pengawas dengan baik dan benar. Di samping itu, saya hitung-hitung  ibarat kata pepatah “sambil menyelam minum air”. Di samping mendapat ilmu pengetahuan yang saya harapakan, saya juga mendapat uang saku dan transport yang relatif cukup menurut ukuran kehidupan pribadi saya.
Persis tanggal 13 Nopemeber, saya menandatangani Nota kesepahaman (Mou) dengan SNIP-MDC NTB sebagai mentor. Maka sejak saat itu saya sudah terikat untuk mengikuti setiap tugas yang dibebankan selaku mentor madrasah. Saya ditugaskan untuk menjadi pendamping 4 madrasah  di wilayah kabupaten Lombok Timur yang bukan madrasah binaan saya selaku pengawas Madrasah. Letak geografis ke emapt madrasah dampingan saya ini memang relatif dekat dengan tempat tinggal saya, yaitu sekitar  8 s/d 16 km. Meskipun demikian ada  2 madrasah dampingan saya memiliki kondisi jalan yang harus dilalui menuju madrasah cukup riskan untuk dilewatii khususnya ketika musim hujan.
Madrasah dampingan saya yang pertama adalah MI NW Pastabiqul Khairot Kecego, yang terletak di dusun Kecego desa waringin kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur. Letak Madrasah ini berada sekitar 8 km dari tempat tingggal saya, dan jalan yang dilalui memang sedikit babatuan dan masuk jalan gang, di ujung kampung, pinggir sawah.
Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan Pastabiqul Khairot Kecego didirikan oleh masyarakat dusun Kecego tahun 2007, Madrasah ini bernaung di bawah yayasan Pastabiqul Khairot. MI NW Pastabiqul Khairot Kecego dipimpin oleh kepala madrasah yang brenama Abdullah, S. Pd. (35 tahun). Madrasah ininterletak pada lingkungan pedesaan, dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang relatif miskin dan secara tidak langsung hampir seluruh peserta didik madrasah ini berasal dari latar belakang orang tua yang miskin
Kondisi awal madrasah ini sebelum dilakukan pendampingan adalah sebagai berikut : belum pernah diakreditasi, madrasah ini berafiliasi kepada organisasi kemasyarakan agama terbesar di NTB yaitu Nahdlatul Wathan, dengan kondisi sarana prasarana cukup, memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, dan 1 ruang Kepala madrasah dan Tata Usaha. Madrasah ini juga memiliki halaman tempat upacara dan bermain anak-anak yang relatif luas.  
MI NW Pastabiqul Khairot Kecego memiliki 16 orang tenaga pendidik berstatus sebagai guru tetap yayasan dengan kualifikasi 10 orang Sarjana S1 (strata satu) dan 1 orang Diploma dua (D2), serta 5 orang SLTA. Sedangkanjumlah peserta didik pada tahun 2014 adalah sebanyak 104 orang yang dibagi ke dalam 6 rombongan belajar (rombel).
Kunjungan Pertama
Pada kunjungan pertama pada hari Kamis 13 Nopemeber 2014 lalu mentor bertemu dengan kepala madrasah, ketua yayasan dan beberapa orang guru yang kebetulan punya jadwal mengajar pada hari itu. Kehadiran mentor yag pertama ini di samping diagendakan untuk perkenalan dengan warga madrasah juga dimaksudkan untuk memastikan beberapa hal yang dipesankan oleh SNIP-MDC NTB untuk harus dimiliki oleh madrasah di antaranya adalah Madrasah harus memiliki form data umum yang terdiri dari; Form data umum madrasah Form data tambahan suport dana, dan Form data umum personil madrasah. Selain data umum, madrasah juga harus memiliki buku tamu kemitraan
Di samping itu mentor juga harus dapat memastikan bahwa Madrasah memahami cara pengisian semua form data umum tersebut. Oleh karena itu, setelah memberikan soft copy buku tamu kemitraan dan seluruh form data umum tersebut, mentor menjelaskan cara pengisiannya sesuai dengan petunjuk yang benar. Dengan demikian tagihan pertama saya kepada madrasah pada minggu berikutnya adalah hasil pengisian form data umum.
Di samping aktifitas tersebut, mentor juga berusaha mengenal berbagai kekuatan dan kelemahan madrasah dengan berkeliling seputar madrasah untuk melihat kondisi madrasah lebih dekat. Seuasai berkeliling, mentor tidak lupa melakukan ramah-tamah dengan kepala madrasah, guru dan ketua yayasan seputar potensi dan kebutuhan madrasah menurut warga madrasah. Setelah berkeliling dan berdiskusi, mentor menemukan bahwa ada beberapa hal yang seharusnya tersedia di madrasah dalam rangka memenuhi standar pelayanan minimal, namun tidak dimiliki oleh madrasah diantaranya adalah; ruang toilet baik untuk guru maupun siswa, kantin sehat, perpustakaan madrasah, tempat cuci tangan.
Sementara itu ada juga yang sudah tersedia tetapi kondisinya masih relatif belum memadai sehingga perlu direnovasi dan dilengkapi diantanranya adalah 3 ruang kelas, ruang guru, ruang Tata Usaha dan Ruang kepala madrasah yang belum diplester dan dan dikeramik. Demikian juga dengan kondisi meubeler yang belum lengkap serta  ada yang kondisinya sudah rusak. Sedangkan taman madrasah masih belum tertata dengan rapi.
Kini, mentor merasa lebih dapat memahami kekuatan dan kelemahan madrasah serta dapat memahami cara pandang warga madrasah tentang pengembangan madrasah ke depan.
Demikianlah gambaran tentang kunjungan pertama saya sebagai mentor ke MI Pastabiqul Khairot Kecego  dapat saya lalui dengan penuh semangat dan kegembiraan. Dan saya juga dapat memahami sedikit saja dari berbagai kekuatan dan kelemahan madrasah. meskipun demikian hal ini semakin menambah wawasan saya tentang kondisi madrasah.
Kunjungan ke dua
Selanjutnya, pada kunjungan yang ke dua dialkuakan setelah mentor bersama ketua yayasan, ketua komite dan kepala madrasah mengikuti pelatihan Penyusunan RKM yang diselenggarakan oleh SNIP-MDC NTB di mataram. Kunjungan ke dua mentor pada hari Kamis 11 Desember 2014 ke Madrasah sebenarnya adalah untuk menghadiri undangan madrasah dalam acara Rapat penyusunan RKM yang diselenggarakan sebagai kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh madrasah secara berkala tahunan.
Kehadiran mentor kali ini adalah untuk memberikan sambutan dalam acara rapat penyusunan RKM dan EDM yang oleh madrasah sekaligus dijadikan sebagi nara sumber dalam acar tersebut. Hal itu disebabkan karena hampir seluruh perserta rapat belum memahami substansi RKM dan EDM, karena selama ini madrasah belum pernah melakukan rapat serupa. Oleh karena itu dalam acara tersebut, mentor memberikan penjelasan tentang substansi EDM dan RKM. 
Demikianlah, pada kunjungan ke dua ini mentor semakin yakin dan merasakan bahwa kahadiran mentor lebih bisa memberi manfaat kepada madrasah.
Kunjungan ke tiga
Pada kunjungan ke tiga ini tepatnya tanggal 12 Desember 2014, mentor hadir masih terkait dengan lanjutan dari kegiatan penyusunan Rencana Kerja Madrasah (RKM) dan Evaluasi Diri Madrasah (EDM) adalah sosialisasi hasil rapat kepada masyarakat dan seluruh warga madrasah. Dan pada kesempatan itu, mentor dapat melakukan pemicuan dengan  memberikan dorongan dan semangat bekerjasama, partisipasi dan bergotong royong seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan cita-cita madrasah yang yang tergambar dalam visi dan misi madrasah yang kemudian dituangkan dalam RKM yang disusun bersama warga madrasah. Di samping itu mentor juga mennyampaikan pentingnya  semangat pengelolaan madrasah secara transparan dan akuntabel yang harus dibangun oleh madrasah kepada segenap warga madrasah.  Sikap gotong royong dan partisipasi masyarakat di satu sisi serta semangat transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola madrasah adalah 2 hal yang memiliki hubungan kausalitas, sehingga harus dijalankan seiring agar madrasah berkembang secara berkelanjutan.
Dalam acara sosialisasi ini juga hadir selain warga madrasah dari unsur Kepala Desa, Kepala Dusun, Yayasan, komite dan tokoh masyarakat. Terlihat oleh mentor kebersamaan warga madrasah dengan seluruh stake holders dalam dalam acara sosialisasi tersebut yang diakhiri dengan makan siang bersama.
Demikianlah kunjungan ke tiga dilakukan dengan penuh keakrban antara mentor dan seluruh stake holders madrasah.
Kunjungan ke empat
Revisi RKM (Proposal Dana Block Grant) yang sudah dibuat madrasah sebelumnya adalah menjadi tema kunjungan ke empat mentor, dimana madrasah harus membuat revisi sesuai dengan hasil review yang dilakukan mentor bersama SNIP-MDC NTB tentang proposal (RKM) khusus untuk penggunaan dana block grant yang diberikan pemerintah australia melalui program kemitraan pendidikan ini. Kunjungan pada tanggal, 20 Desember 2014 tersebut sangat dinantikan oleh madrasah karena madrasah ingin mendapatkan penjelasan khususnya terkait dengan perubahan terhadap RKM yang mnyangkut rencana biaya dan tata letak kegiatan yang telah dibuat oleh madrasah bersama dengan guru-guru, Yayasan dan komite.
Beberapa hal yang menyangkut tentang letak/posisi kantin yang direncanakan dalam RKM, batas luar areal penombokan/pemagaran halaman depan serta hal-hal lain yang menyangkut perubahan dalam RKM tersebut. Pada saat itu mentor bertemu dengan guru dan kepala madrasah serta melihat lebih dekat posisi program kegiatan yang direncanakan madrasah. Setelah melihat situasi dan kondisi program kemudian mentor menyarankan agar senantiasa berdiskusi dengan warga madrasah dan yayasan serta komite untuk membuat perubahan pada proposal madrasah (RKM) agar tidak menjadi masalah dikemudian hari.
Kunjungan ke lima
Pada kunjungan ke lima, mentor menagih rekomendasi hasil kunjungan ke empat pada tanggal 20 Desember yaitu tentang posisi kantin dan batas luar pagar depan madrasah yang rencananya sudah dituangkan dalam kegiatan block grant.  Dan ternyata pada saat kunjungan ke lima ini tangal 09 Januari 2015 madrasah masih mendiskusikan tentang hal yang sama, hal ini disebabkan karena madrasah sedang disibukan oleh kegiatan pelatiahan kepala madrasah selama satu minggu yang diselenggarakan oleh Perguruan tinggi IAIH Pancor dan dilanjutkan dengan persiapan pemberkasan guru sertifikasi, sehingga tagihan mentor tentang hasil revisi proposal BG (RKM) madrasah belum dapat diselesaikan oleh madrasah.  
Oleh karena itu, saat kunjungan ini mentor menekaankan kembali agar madrasah segera menyelesaikan revisi RKM, gterutama terkait dengan tempat pembuatan kantin dan batas luar areal marasah sebagai tempat membangungun pagar depan madrasah.
Demikianlah mentoring ke lima telah mentor lakukan dan menemukan sedikit tantangan dari amdrasah, namun masih dapat diselesaikan dengan  baik.
Kunjungan ke enam
Setelah mengakhiri tahun 2014 dan memasuki tahun baru 2015, mentor melakukan kunjunagan yang ke enam pada madrasah yang sama hari sabtu tanggal 20 Januari 2015. Fokus kunjungan pada kali ini adalah di samping menagih rekomendsi pada kunjungan ke lima, mentor juga ingin mengecek sejauh mana administrasi 8 standar nasional pendidikan telah disiapkan oleh madrasah.
Dalam kesempatan kunjungan mentor yang ke enam ini, mentor menemukan bahwa ternyata madrasah belum menyiapkan seluruh adrministrasi 8 standar yang seharusnya sudah ada di madrasah. Demikian juga, beberapa administrasi madrasah yang sudah ada belum dikelompokkan berdasarkan standar pendidikan nasional. 
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka mentor segera berdiskusi dengan kepala madrasah dan Kepala Tata Usaha Madrasah tentang teknis pembuatan administrasi 8 standar yang seharusnya sudah tersedia di madrasah secara alamiah sesaui dengan waktunya dan pengelompokan  masing-masing administrasi disesuaikan berdasarkan standarnya.
Demikian kunjungan mentor yang ke enam ke Madrasah Ibtida’iyah Nahdlatul Wathan Pastabiqul Khairot kecego yang sudah mulai mendapatkan tantangan.
Kunjungan ke tujuh
Selanjutnya pada kunjungan ke tujuh, mentor menemukan madrasah sudah siap melaksanakan kegiatan madrasah untuk mengimplementasikan program Block Grant, tetapi belum membuat FM01 usulan kegiatan madrasah kepada mentor untuk itu mentor menyarankan agar madrasah segera membuat usulan dengan menggunakan form FM01.  Dan meskipun madrasah sudah memiliki hard copy (print out) RKM yang sudah direvisi, namun belum juga melakukan pemajangan guna sosialisasi kepada seluruh warga madrasah. Oleh karena itu mentor menyarankan agar memperbesar hasil print out RKM dan memajangnya di madrasah dengan segera.
Kunjungan mentor tanggal 3 Pebruari 2015 yang bertepatan dengan hari Selasa tersebut merupoakan kesempatan mentor untuk mendampingi bendahara untuk melakukan pengisian progras 1 untuk kegiatan penyusunan RKM yang sudah dilaksanakan oleh madrasah pada bulan Desember tahun 2014 sesuai dengan kwitansi yang ada. Mentor dapat mendampingi bendahara untuk mengisi progres 1 hanya untuk dua kwitansi saja, dan hanya memberikan beberpa petunjuk pengisian pada hari tersebut.
Selanjutnya, seusai menandatangani FM 01, mentor pulang dan melanutkan aktifitas selaku pengawas madrasah untuk memeriksa dan menganalisis administrasi pembelajaran yang dibuat oleh guru di madrasah wilayah binaan.
Kunjungan ke delapan
 Pada kunjungan ke delapan, mentor ingin sekali melihat proses pembuatan sumur bor. Oleh karena itu mentor segera meluncur ke madrasah untuk melakukan mentoring sambil melihat proses pembuatan sumur bor yang ada di madrasah. Akan tetapi sampai di madraah, ternyata sayang sekali tukag sumur bornya tidak datang dengan alasan hari jum’at. Mereka tidak bisa bekerja pada pagi hari khusus pada hari jum’at, namun  mereka berjanji akan datang sore hari.
Akhirnya, kunjungan pada tanggal 13 Pebruari 2015 tersebut mentor hanya bisa berdiskusi dengan kepala madrasah dan guru yang ada hari itu. Diskusi kami adalah tentang rencana perubahan waktu untuk pembuatan toilet madrasah yang sebelumnya dalam RKM direncanakan pada bulan juni dan ingin dirubah menjadi bulan Pebruari dengan alasan bahwa tukang yang dipakai tidak dapat menjanjikan untuk bekerja pada bulan Juni nanti. Oleh karena itu mentor menyarankan kepada madrasah uintuk membuat FM02 tentang perubahan waktu pelaksanaan pembuatan toilet madrasah yang kemudian diajukan kepada mentor. Selanjutnya, harus disosialisasikan kepada warga madrasah tentang rencana perubahan tersebut.
Meskipun mentor tidak menemukan tukang sumur bor bekerja  pada hari itu, namun mentor dapat menyaksikan hasil pekerjaannya yang sudah hampir mencapai 20 meter. Oleh karena itu mentor juga tidak lupa mendokumentasikan hasil pekerjaan tukan sumur bor tersebut, sebagai laporan nanti ke SNIP MDC NTB.
Sebelum pulang mentor, meminta poto copy rekening madrasah yang sudah ada dana transfer dari jakarta untuk tahap ke dua. Kemudian mentor tidak lupa mengingatkan kepada madrasah agar segera mngisi laporan progras satu dengan menggunakan RKM yang terbaru, serta senantiasa lebih teliti dalam pembelanjaan dan pembuatan kwitansi agar tidak megalami kesulitan dikemudian hari.
Kunjungan ke sembilan 
 Pada kunjungan ke sembilan ini, mentor lakukan tanpa membuat laporan rekap mentoring ke SNIP MDC NTB, karena dilakukan setelah seluruh laporan sudah diserahkan ke SNIP MDC NTB. Kegiatan mentoring ke 9 ini mentor lakukan karena ingin memberikan penjelasan kepada bendahara tentang cara penyusunan laporan progres 1. Hal ini dilakukan karena waktu untuk pelaporan progres satu sudah semakin dekat, sehingga mentor merasa harus berkunjung ke madrasah dan menjelaskan sendiri tekhnis penyusunan  laporan proggres 1 kepada bendahara. Kunjungan pada tanggal 2 Maret ini mentor langsung meminta kepala madrasah untuk memanggil bendahara madrasah yang kebetulan hari itu tidak berada di madrasah. Sambil menunggu bendahara tiba, mentor memotret hasil pekerjaan tuang pada kegiatan pembangunan toilet dan kantin.
Sebentar kemudian bendahara tiba di madrasah, mentor langsung menemuinya dan memberikan format penyusunan laporan progres 1 baik hard maupn soft file yang diberikan oleh SNIP-MDC NTB. Mentor juga berdiskusi dengan bendahara seputar kesulitan yang dihadapi bendahara pada saat belanja maupun menyusun laporan.
Dalam penjelasannya bendahara menyebutkan kesulitanya, pada deskripsi barang bahan bangunan yang dibeli tidak berdasarkan kebutuhan satu kegiatan, tetapi untuk seluruh kegiatan yang kebetulan bersamaan waktunya yaitu toilrt. Kantin dan pagar depan. Dalam nota/kwitansi pembelian barang tertulis juga barang untuk semua kebutuhan madrasah dan dana yang digunakan bercampur dengan dana sharing madrasah sehingga bendahara kesulitan memisahkan barang yang dibeli dengan dana sharing dengan dana kemitraan.
Mentor memberikian panduan supaya menulis saja semua barang yang dibeli dalam kwitansi itu, kemudian nanti disesuaikan jumlah dana kemitraan yang dipakai harus sesuai denga rencana dan selebihnya menggunakan dana sharing.
Demikianlah kunjungan mentor yang kesembilan ke MI Pastabiqul Khairot, pada awal Maret, menjelang penyusunan laporan progres1  madrasah

 Kunjungan ke sepuluh
Kunjungan ke sepuluh ke madrasah dampingan mentor dilakukan pada hari Jum’at tanggal, 6 Maret 2015. Pada kunjungan ini mentor ingin menagih laporan progres1 yang sudah dibuat madrasah. Di samping itu, mentor juga ingin melihat progres pembangunan fisik yang dilakukan oleh madrasah yang pada kunjungan sebelumnya masih sedang berlangsung pembangunan tembok sebagian dan belum kelihatan sebagai sebuah bangunan utuh. Untuk itu, sekitar jam 8 pagi mentor sudah berada di madrasah dan menyaksikan pembangunan toilet dan kantin sudah mencapai 70 % jadi, sehingga sudah kelihatan bentuknya sebagai sebuah bangunan yang utuh.
Sementara itu bendahara yang ditemui mentor masih kelihatan sibuk berkutat di depan Laptopnya menyusun laporan progres 1 yang ternyata belum juga selesai padahal mentor sudah meberikan batas waktu sampai tanggal 5 maret 2015 kemarin. Ketika ditemui di ruang kerrjanya, bendahara berdalih bahwa printer yang dimiliki madrasah sedang bermasalah, sehingga tidak dapat melakukan print out terhadap laporan progres1 yang sudah di buat bendahara madrasah.  Lalu mentor melihat soft copy hasil laporan progres yang dibuat bendahara. Setelah melihat hasil kerja madrasah dalam laporan progress1 (soft copy), ternyata madrasah masih keliru dalam deskripsi barang sesuai nota pembelian. Madrasah juga masih menemukan kesulitan dalam menyusun laporang progress1 terhadap kegiatan yang belum selesai, karena masih ada barang yang belum dibeli dan ongkos tukang yang belum dibayar padahal sudah harus menyusun laporan progres1.
Oleh karena itu, mentor menyarankan kepada bendahara untuk menyusun laporan progres1 terhadap dana yang sudah dibelanjakan dan dikeluarkan saja. Sedangkan untuk kegiatan yang belum selesai dengan dana yang belum dibelanjakan atau dikeluarkan harus dibuatkan surat keterangan bahwa, kegitan masih berlangsung dan belum selesai.  Sedangkan untuk melakukan print out terhadap hasil penusunan laporan progres1 mentor menyarankan melakuka  print out di rental saja.
Pada kesempatan kunjungan tersebut mentor meminta kepada madrasah untuk segera menyelesaikan hari itu juga seluruh laporan progres1 untuk semua kegiatan dan dengan dana yang sudah dipakai. Dan nanti sore mentor meminta madrasah untuk mengantarnya ke rumah mentor karena harus diantar ke SNIP tanggal 7 maret 2015. Kemudian ssuai denga harapan mentor pada sore harinya, kepala madrasah datang membawa hard file laporan progres1 madrasah

Kunjungan ke sebelas
Pada hari jum’at tanggal 20 Maret, mentor berkunjung ke madrasah untuk melihat progres pembangunan pagar depan yang belum selesai pada tahap progres 1 kemarin. Pada saat kunjungan tersebut mentor menemukan bahwa madrasah sedang bergotong rorong kebersihan lingkungan madrasah untuk menghadapi lomba desa, madrasah diminta untuk berpartisipasi dalam kebersihan lingkungan desa denga  melakukan penataan dan pembersihan sampah dilingkungan sendiri. Mentor juga ingin bertemu dengan pengelola perpustakaan yang sudah dilatih oleh SNIP-MDC NTB untuk mengetahui sejauh mana rencana tindak lanjut yang sudah dirumuskan ketika workshop dapat ditindaklanjuti oleh madrasah.
Mentor juga menemukan bahwa ternyata madrasah juga belum mau mengajukan FM01 untuk pencairan dana kegiatan pasca laporan progres1, dengan alasan masih ada kegiatan yang belum selesai pada progres1, yaitu pengecatan bangunan toilet dan kantin. 
Setelah berdiskusi dengan pengelola perpustakaan mentor mendapat gambaran bahwa marasah belum punya ruang perpustakaan, sehingga Pengelola perpustakaan merencanakan desain ruang perpustakaan di teras depan ruang kepala madrasah, namun pengelola perpustakaan berharap mentor yang menyampaikannya kepada kepala madrasah. Karena rencana pembangunan ruang perpustakaan tidak ada dalam RKM, sementara kebutuhan perpustakaan adalah sebuah tuntutan untuk kepentingan akreditasi madrasah.  Di samping itu, pengelola juga ingin membeli rak buku perpustakaan, tetapi belum punya ruang perpustakaan sebagai tempat menaruh Rak dan buku.
Setelah mendapat masukan dari pengelola perpustakaan, maka mentor meminta berdiskusi dengan Ketua Yayasan dan kepala madrasah soal alternatif solusi untuk ruang perpustakaan. Pada saat itu ketua yayasan juga dapat hadir berdiskusi dengan mentor.   Pada kesempatan gtersebut mentor menyampaikan kepada yayasan dan kepala madrasah tentang rencana dari pengelola perpustakaan untuk membuat ruang perpustakaan di depan teras kepala perpustakaan denga alasan lebih efisien dibanding membuat ruang baru. Sejalan dengan itu, mentor juga menyampaikan alternatif lain yang mungkin bisa lebih efisien dan lebih leluasa mengatur taman dan mendapat dua manfaat yaitu dengan membuat ruang di belakang kantin sebagai ruang perpustakaan, dengan desain taman yang lebih asri.
Selanjutnya ketua yayasan juga sangat respon terhadap ide tersebut, karena di samping mendapat ruang perpustakaan baru madrasah juga tidak perlu memikirkan pagar belakang madrasah.  Bahkan bisa ditata menjadi taman baca yang lebih asri. Akan tetapi persoalan dana Yayasan belum menemukan solusi. Oleh karena itu Yayasan minta waktu untuk berdiskusi dengan pengurus yang lain sebelum memutuskan pembangunan ruang perpustakaan ini. Sementara Mentor kemudian menyarankan untuk pembangunannnya diselesaika oleh madrasah sedangkan finishingnya dan penataannya dapat menggunakan dana kemitraan dan direncanakan dengan dana selish kurs.
Sebelum mengakhiri diskusi bersama kepala madrasah, pengelola perpustakaan dan Ketua Yayasan pada hari tersebut, mentor kepada madrasah untuk mengajukan FM01 dengan segera untuk pencairan dana kegiatan pasca laporan progres1. Mentor juga menyarankan kepada pengelola perpustakaan untuk merencanakan Rak dan Buku setelah ada ruang perpustakaan.


Komentar

Posting Komentar